Thursday, 2 June 2016

Judul: “Masihkah PENCAK SILAT sebagai sebuah HARMONI?”

Apa yang muncul pertama kali saat masyarakat mendengar dua kata populis ini “PENCAK SILAT”?. Kebanyakan akan langsung men-justice “biang rusuh, arogan, tawuran, anarkisme, ketinggalan zaman (jadul) dll”. Hal ini tidak sepenuhnya salah karena pencak silat adalah memang produk budaya yang telah lama hidup dan berkembang di nusantara yang diwariskan secara turun temurun, tapi pernyataan seperti itu tidak sepenuhnya juga dapat dibenarkan, karena  tidak semua “pendekar” seperti mempunyai attitude demikian. Masyarakat beranggapan seperti itu karena melihat kenyataan di permukaan. Realitas sosial  yang menunjukkan, bahwa tawuran dan biang rusuh, misal dalam acara-acara perayaan adalah para pesilat itu sendiri. Yang lebih miris lagi dengan mengenakan simbol2 dan identitas pencak silat, sebuah simbol yang mestinya dijunjung tinggi dan dijaga nama baiknya.
Awalnya penulis tak mau repot memikirkan hal ini. Tapi akhirnya kepikiran juga, terdorong karena perasaan menjadi bagian dan pengagum seni bela diri pencak silat sebagai produk budaya bangsa yang mesti dijaga dan dilestarikan, sehingga semacam ada keterpanggilan untuk bersama-sama belajar lagi dan merevitaliasasi pemahaman tentang hakikat pencak silat, mengingat kembali falsafah pencak silat sebagai identitas ketimuran, identitas sebuah bangsa yang luhur, yang sangat menjunjung tinggi etika dan estetika.
Jika mau menengok ke belakang, pencak silat merupakan salah satu wujud kebudayaan nasional, pusaka warisan leluhur bangsa yang harus dilestarikan. Pencak silat merupakan “kemanunggalan” seni, olah fisik, serta olah batin yang masing –masing saling berkaitan dan tak dapat dipisah-pisahkan. Pencak silat merupakan tindak lanjut dari seni. Di sini seni tidak lagi hanya dinikmati sebagai seni saja dan berhenti menjadi kulit dan ekspresi keindahan  semata, tetapi telah digunakan, dimanfaatkan bersama unsur-unsur lain menjadi suatu kreasi budaya yang mempunyai daya guna terhadap kehidupan manusia lahir maupun batin. Pergeseran pemahaman dangkal bahwa pencak silat  hanya sebatas pada olah fisik dan menonjolkan kekuatan lahiriah semata bukan tanpa sebab, banyak faktor eksternal yang mempengaruhinya. Salah satu yang menonjol adalah masuknya beladiri “impor” ke Nusantara pada dekade 60-70an. Ditunjang menjamurnya film-film tentang beladiri impor tersebut yang lebih menonjolkan kekuatan fisik semata serta promosi yang gencar dilakukan melalui parade maraton keliling kota dengan atraksi-atraksinya mengaburkan mata masyarakat bahwa pencak silat dan beladiri impor adalah sama, semata-mata adalah hanya menonjolkan kekuatan fisik semata. Sehingga melupakan unsur kerohanian atau batiniah yang pada prinsipnya sangat penting sebagai kendali diri.
Dalam kamus pencak silat, tabu menonjolkan superioritas dan kekuatan (dahulu kala), begitu juga dengan promosi dan parade dengan menunjukkan kedigdayaan. Seperti memecah balok es, mematahkan per andong, batu-bata, dan tubuhnya tidak mempan dengan bacok. Tapi nampaknya sekarang paradigma itu telah tergeser, dan terjadi akulturasi metode. Perguruan-perguruan pencak silat yang terhimpun dalam IPSI telah mengadopsi “cara impor” sebagai media untuk mempertahankan eksistensi. Ini seperti halnya dua sisi mata uang, satu sisi mempunyai dampak positif dengan bertambahnya anggota sehingga upaya untuk melestarikan budaya dan tradisi silat sebagai warisan budaya bangsa lebih mudah, namun disisi lain jika tidak benar-benar kuat pondasi kerohanian yang diberikan saat masa penggemblengan di kawah “candradimuka”, maka akan sangat berbahaya. Ibaratnya beternak harimau untuk dilepaskan kembali ke alam bebas tanpa batas kendali, tanpa peringatan bahwa tangan dan kaki bisa menjadi pedang belati, bisa mencelakakan orang lain maupun diri-sendiri.
Perilaku adalah produk budaya, begitu juga pencak silat. Sebagai produk otentik dan khas suatu kebudayaan, tentu “olah kanuragan” atau beladiri, tumbuh berdasarkan sikap budaya masyarakat yang bersangkutan, unsur gerak, falsafah gerak semuanya didukung faktor budaya, baik yang universal maupun kontekstual. Pencak silat bagaimanapun juga tidak bisa meninggalkan sepenuhnya ciri kepribadian ketimuran yang dimiliki, meski inovasi adalah sebuah keniscayaan. Pesilat hidup di tengah-tengah masyarakat, menjadi bagian integral dari masyarakat. Kehadirannya sudah semestinya “Memayu Hayuning Bawono”, mampu menjadi pengayom masyarakat, menciptakan sebuah harmoni di masyarakat, dan memunculkan rasa aman akan kehardirannya, bukan malah merusak harmoni dan menimbulkan kekacauan di lingkungan.

Wednesday, 1 June 2016

Serba serbi

Para ketua Ranting dari Era babat SH Terate ranting Tugu

Kumpul Rukun, Ora Kumpul Ya Rukun

MADIUN-Ketua Majelis Luhur SH Terate,Ir. RB Wijono, menegaskan, kerukunan mutlak diperlukan untuk lebih memacu dinamika dharma dalam berorganisasi. “Wasiat leluhur Persaudaraan SH Terate mengatakan, kumpul ora kumpul waton rukun, luwih becik maneh yen bisa kumpul lan rukun, “ katanya.

Mas Wie, panggilan RB Wijono, mengatakan itu usai mengukuhkan Pengurus Persaudaraan SH Terate Pusat Madiun, Sabtu,7 Mei 2016. Acara ini dihadiri sekitar 1500 utusan Cabang SH Terate dari seluruh Indonesia dan tamu undangan.

Menurut Mas Wie kerukunan merupakan roh penggerak dinamika organisasi. Contohnya, karya yang dihasilkan penitia pengukuhan pengurus pusat. “Satu hal yang saya yakini, saudara suadaraku mampu menyajikan semua ini, karena didasari semangat pengabdian dan persaudaraan yang tinggi pada organisasi tercinta,” ujarnya.

Kata lain, demikian Ketua Majelis SH Terate Pusat Madiun, jika semangat pengabdian dan jalinan persaudaraan mampu terjalin menjadi motor penggerak dinamika organisasi, Persaudaraan SH Terate akan jaya, kekal, abadi sepanjang masa. Persaudaraan SH Terate akan jaya, kekal, abadi untuk selama-lamanya.

Konsepsi ini, jelas Mas Wie, sesuai dengan amanah yang telah beliau, para pendiri dan pendahulu SH Terate wasiatkan kepada kita dan tersurat dalam priambole SH Terate. Yakni yang berbunyi, “Maka SETIA–HATI pada hakekatnya tanpa mengingkari segala martabat-martabat keduniawian, tidak kandas/tenggelam pada pelajaran pencak silat sebagai pendidikan ketubuhan saja, melainkan lanjut menyelami kedalam lembaga pendidikan kejiwaan untuk memiliki sejauh-jauh kepuasan hidup abadi lepas dari pengaruh rangka dan suasana.”

Acara Pengukuhan Pengurus Pusat SH Terate, berjalan dalam suasana sejuk, damai dan bersaudara. Laiknya acara reoni antar kadang. Malam harinya, acara dilanjut tasyakuran warga baru dengan menggelar wayangan semalam suntuk Ki Dalang Manteb Soedarsono, dari Karangnyar.

Gelar wayang semalam suntuk dengan lakon Wisnu Manunggal ini ditempatkan di Lapangan Kelurahan Nambangan Kidul, tepat di sebelah barat Padepokan Agung SH Terate.(elpos)

Mas Arief Resmi Dikukuhkan Sebagai Anggota Mejelis Luhur SH Terate

Lawupos Santun dan Bermartabat

Mas Arief Resmi Dikukuhkan Sebagai Anggota Mejelis Luhur SH Terate
Oleh lawupos on 9 May 2016  Dilihat sebanyak : 1,547 Kali

arif mas sip

MADIUN- Drs. H. Arief Suryono resmi dikukuhkan sebagai anggota Majelis Luhur SH Terate masa bhakti 2016-2021. Dengan demikian, kini anggota Mejelis Luhur SH Terate genap berjumlah Sembilan orang.

Prosesi pengukuhan Mas Arief, panggilan Arief Suryono, dipimpin Ketua Mejelis Luhur SH Terate Ir. RB Wijono, bareng pelantikan Pengurus Pusat SH Terate, di Graha Wiratama, Sabtu, 7 Mei silam.

Delapan anggota Majelis Luhur SH Terate telah ditetapkan pada Parapatan Luhur SH Terate 2016, di Asrama Haji Jakarta, Mei lalu. Selengkapnya, Sembilan orang yang menduduki amanah sebagai Mejelis Luhur SH Terate adalah : Ir. RB Wijono (ketua, merangkap anggota), Cahyo Wilis Gerilyanto, SH.MH. M.Mar (sekretaris), Drs. Isbiantoro (anggota), Ir. Sentot Sutikno (anggota), Drs. Edie Asmanto (anggota), Dr. Jarot Santoso (anggota), Gunawan, Junaedi, S.Sos dan Drs. Arief Surjono.

Mas Arief, sebelumnya menjabat sebagai Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun, menggantikan Kolo Inf Ricard Simorangkir. Warga Tingkat II asli Madiun yang kini juga berdomisili di Kota Madiun ini, merupakan aktivis SH Terate.

Sebelum mengemban amanah sebagai pengurus pusat, Mas Arief diberi kepercayaan menduduki posisi Ketua DKP Madiun dalam beberapa periode. Mantan Sekwan DPRD Kota Madiun ini, juga beberapa kali menduduki posisi pimpinan pusat. (elpos)

Rapat koordinasi Cabang Trenggalek

Tuesday, 29 March 2016

Falsafah SH Terate

1."Sephiro Gedhening Sengsoro Yen Tinompo Amung Dadi Coba" yang berarti sebesar apapun penderitaan apabila diterima dengan hati yang ikhlas maka hanya akan menjadi cobaan semata.

2. "Olo Tanpo Rupo Yen Tumandhang Amung Sedelok" yang artinya setiap kesusahan, keburukan, dan masalah-masalah apabila dijalani dengan senang hati maka akan hanya terasa sebentar saja.

3. "Tega Larane, Ora Tego Patine" artinya bahwa orang SH Terate itu berani untuk menyakiti seseorang namun hanya kalau dengan niat untuk memperbaiki bukan merusak.

4."Sak Apik-apike Wong Yen Aweh Pitulung Kanthi Cara Dedhemitan" artinya adalah sebaik-baik manusia adalah orang yang memberi pertolongan secara sembunyi-sembunyi.

5. "Suro Diro Joyo Diningrat Lebur Dening Pangastuti" artinya segala kesempurnaan hidup ( Kesaktian, Kepandaian, Kejayaan, dan Kekayaan ) dapat diluluhkan dengan budi pekerti yang luhur.

6. "Satria Ingkang Pilih Tanding" artinya adalah Kestria yang hanya mau melawan orang yang mampu menghadapinya, bukan orang yang lebih lemah daripadanya.

7. "Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake" artinya berani tanpa harus ada kawan dan dapat menang tanpa harus merendahkan lawan.

8. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan" artinya jangan sakit hati bila musibah menimpa dirinya dan jangan bersusah apabila kehilangan sesuatu.

9. . "Ojo Seneng Gawe Susahe Liyan, Opo Alane Gawe Seneng Liyan" arinya jangan suka membuat orang lain bersusah dan tiada buruknya membuat bahagia orang lain.

10. "Ojo Waton Ngomong Ning Yen Ngomong Sing Gawe Waton" artinya jangan hanya sekedar bicara, namun apabila bicara harus bisa dibuktikan.

11. "Ojo Rumongso Biso Ning Sing Biso Rumungso" artinya janganlah merasa paling bisa namun sadar diri atas apa yang dapat dilakukan orang-orang disekitar kita.

12. "Ngunduh Wohing Pakarthi" artinya adalah siapa yang berbuat pasti akan menerima hasil perbuatanya.

13. "Jer Basuki Mawa Beya" artinya adalah Sebuah kesuksesan dibutuhkan suatu pengorbanan.

14. "Budhi Dayane Manugso Tan Keno Ngluwihi Kodrate Sing Maha Kuwoso" artinya Sebaik-baiknya, sekuat-kuatnya manusia itu, tidak akan mampu melebihi takdir Tuhan Yang Maha Esa.

15. "Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara" artinya Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak.

16. "Sepiro duwurmu ngudi kawruh, sepiro jeromu ngangsu ngilmu, sepiro akehe guru ngajimu tembe mburine mung arep ketemu marang sejatine awake dewe"

17. "Sopo sing wus biso nemoake sedulur batine kakang kawah adi ari2 papat kiblat lima pancer, sejatine wus nemu guru sejatine"

18. Sekti tanpo aji digdoyo tanpo guru", artinya Sudah sakti tanpa ‘pegangan’ / maksudnya tanpa jimat, aji-aji, ilmu kebatinan – dan sudah hebat tanpa berguru.

19. "Kridhaning ati ora bisa mbedhah kuthaning pesthi", artinya Gejolak jiwa tidak bisa meruba kepatian.

20. "Amemangun karyenak tyasing sesama", artinya Membuat enaknya perasaan orang lain.

21. "Sukeng tyas yen den hita", artinya Suka/bersedia menerima nasihat, kritik, teguran.

22. " Aja Adigang, Adigung, Adiguna", artinya Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti.

23. "Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo", artinya Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.

24. "Sing Resik Uripe Bakal Mulya", artinya Siapa yang bersih hidupnya akan mulia.

25. "Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka, Sing Was-was Tiwas", artinya Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah;Jjangan suka berbuat curang agar tidak celaka; dan Barang siapa yang ragu-ragu akan binasa atau merugi.

26. "Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman", artinya Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi.

27. "Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman", artinya Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja.

28. "Sepi ing Pamrih Rame ing Gawe, Banter tan Mbancangi, Dhuwur tan Ngungkuli", artinya Bekerja keras dan bersemangat tanpa pamrih; Cepat tanpa harus mendahului; Tinggi tanpa harus melebihi.

29. "Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan", artinya Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.

30. "Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha", artinya Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan; kekayaan atau keturunan; Kaya tanpa didasari kebendaan.

31. "Urip Iku Urup", artinya Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik, tapi sekecil apapun manfaat yang dapat kita berikan, jangan sampai kita menjadi orang yang meresahkan masyarakat.

Krida Ranting 2016

Bismillah semoga sukses

Wednesday, 16 March 2016

Biografi Mas Taufik, Ketua Umum SH Terate

MADIUN-Di kalangan warga SH Terate wilayah Jabotabek, nama Taufik, akrab dengan panggilan Mas Taufik, lengkapnya, Dr. Ir. Muhammad Taufik, SH, M.Sc, barangkali tak lagi terdengar asing. Pun di kalangan atlet pencak silat. Terlebih di kalangan kepengurusan SH Terate Pusat Madiun.

Sebab selain dia tinggal di Depok, Jakarta, dan aktif dalam kegiatan SH Terate di wilayah Jabotabek, Mas Taufik juga tercatat di jajaran kepengurusan SH Terate Pusat Madiun. Bahkan, dharma itu dilakoninya belasan tahun. Nyaris tanpa henti.

Padahal, segudang jabatan diamanahkan padanya. Sebut misalnya, jabatan yang terkait dengan pencak silat, yakni sebagai pengurus SH Terate Pusat Madiun juga tercatat sebagai Ketua I PB IPSI. Sedang jabatan yang terakit pekerjaan adalah, sebagai Staf Ahli Menteri Bidang Produktivitas dan Daya Saing. Sementara di jabatan dharma kemasyarakatan, Mas Taufik, menjabat sebagai Ketua Koordinator Badan Otonom ICMI Pusat, Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Koperasi dan masih banyak lagi. Wajar, jika dia sempat diberi penghargaan Satya Lencana Pembangunan dari Presiden RI  pada tahun 1999.

Warga SH Terate Tahun Pengesahan 1976 di Yogyakarta ini di usia mudanya, ternyata juga gemar berlaga di matras. Sejumlah event kejuaraan Pencak Silat pernah diikuti. Bahkan dua kali sempat menyabet gelar Juara pada pada laga Pencak Silat antar perguruan se Jawa Barat.

Jika kemudian Majelis Luhur SH Terate menetapkan nama Dr.Ir.Muhammad Taufik,SH, M.Sc sebagai Ketua Umum SH Terate dalam Parpatan Luhur SH Terate 2016 di Asrama Haji, Jakarta beberapa hari berselang, sepakatlah, pilihan itu bukan tanpa pertimbangan.

Untuk lebih detilnya, berikut Redaksi turunkan Daftar Riwayat Hidup Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun, Dr. Ir. Muhammad Taufiq, SH,M.Sc.(elpos)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I        IDENTITAS DIRI

    Nama                       :     Ir. Muhammad Taufiq, SH,M.Sc
    Tempat/Tgl.Lahir :     Purwodadi/22 Juni 1958
    Pangkat/Gol.         :     Pembina Utama/IVe
    Jabatan                   :     Staf Ahli Menteri Negara Koperasi dan UKM Bidang Hubungan Internasional

    Alamat rumah       :     Komplek Koperasi B – 81 Jl. Gas Alam, Cimanggis – Depok 16953
    P.W.P.                     :     5.881.143.1-412.000
    Email                       :     mtaufiq226@yahoo.com

II. Riwayat Pendidikan

    Peserta Program Pendidikan Singkat XVI LEMHANNAS RI, 2009
    Perguruan Tinggi (S1) :     Sekolah Tinggi Hukum Militer, 2003
    Perguruan Tinggi (S3) :     Kagoshima University Jepang, 1991
    Perguruan Tinggi (S2) :     Kagoshima University Jepang, 1988
    Perguruan Tinggi (S1) :     Institut Pertanian Bogor, 1981
    Sekolah Lanjutan Atas :     Sekolah Pertanian Menengah Atas Yogyakarta, 1976
    SMP                                 :     Sekolah Menengah Pertama Negeri Wirosari, 1973
    Sekolah Dasar               :     Sekolah Dasar Negeri V Wirosari, 1970

III. Riwayat Jabatan

    2015 – sekarang :     Staf Ahli MenteriMPBidang Produktivitas dan daya saing
    2013 s/d 2015     :     Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Internasional
    2008 s/d 2013    :     Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Iklim Usaha dan Kemitraan
    2005 s/d 2008   :     Deputi Menteri Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia
    2001 s/d 2005   :     Deputi Menteri Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha
    1999 s/d 2001    :     Staf Ahli Menteri Bidang Pemanfaatan Teknologi
    1998 s/d 1999    :     Staf Ahli Menteri Bidang Partisipasi Masyarakat
    1998 s/d 1998    :     Direktur Bina Koperasi Perikanan Departemen Koperasidan PPK
    1994 s/d 1998    :     Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Koperasi Departemen Koperasi
    1991 s/d 1994     :     Kepala Bidang Perikanan Peternakan Pusat PenelitianPengembangan KUD
    1992 s/d 1994    :     Merangkap jabatan sebagai Direktur Operasi Perusahaan Perikanan PT. Mina Seulawah Agung , Sabang – NAD

IV. Organisasi Profesi

    2015-2020     :     Ketua Koordinator Badan Otonom ICMI Pusat
    2014-2019      :     Ketua PengurusYayasan PendidikanKoperasi
    2012 – 2016    :           KetuaI Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PB IPSI)
    2011 – 2015    :     Sekjen Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
    2010 – 2016     :     Ketua Umum Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN)
    2010 – sekarang    :     Wakil Ketua Dewan Pembina Flora dan Fauna TMII
    2009 –  2014          :      Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Koperasi
    2009 – 2014            :     Ketua Himpunan Alumni (HA) IPB Bidang Organisasi
    2007 – 2012            :     Wakil Ketua Komisi I MajelisWaliAmanat (MWA) InstitutPertanianBogor (IPB)
    2007 – 2011             :           KetuaI Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (PB IPSI)
    2006 – 2009           :     Ketua I Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN)
    2005 – 2010 :     WakilSekretarisJenderal ICMI Pusat
    2003 – 2007 :    Ketua III P B IPSI
    2002 – 2006 :     Ketua Umum Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI)
    1998-2002 :     Sekretaris Jenderal Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (ISPIKANI)
    2000 – sekarang :     Penasehat Induk Koperasi Perikanan Indonesia (IKPI)
    2000 – 2005 :     Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan dan Penerapan IMTAQ dan IPTEK ICMI Pusat
    1999 – 2003 :     Ketua Himpunan Alumni IPB (HA-IPB)
    2000 – 2003 :     Wakil Ketua Dewan Pakar Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN)
    1998 – 2002 :     Sekjen Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia(ISPIKANI)
    1997 – 2000 :     Wakil Sekjen Masyarakat Perikanan Nusantara
    1995 – 2000 :     Pendiri dan Pengurus Business Inovation Centre (BIC)
    1996 – 2000 :     Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI)
    1996 – 1999 :     Pengurus Perhimpunan Masyarakat Agribisnis Indonesia
    1998 – 1999 :     Ketua Koperasi Pegawai Departemen Koperasi (KPDK)

    AKTIVITAS PENCAK SILAT

    1974-1976 :     latihan pencak silat PSHT dan disahkan menjadi warga di Yogyakarta 1976.

    1977 – 1981                         :     mebuka latihan pencak silat PSHT di Bogor bersama  Mas Bono (saat ini sebagai Ketua Cabang Bogor) dan sempat menjadi juara I Kelas A putra dalam pertandingan antar perguruan se Bogor (Kodya dan Kabupaten) dan juara II Kelas B putra antar Perguruan tinggi se Jawa barat.

    1981 – 1985 :     ikut aktif melatih di DKI dan sekitarnya
    1985 – 1994 :     tidak aktif dalam kegiatan pencak silat  karena sekolah

Ke Jepang dan tugas di Aceh.

    1994- 1999    ;     sesekali ikut melatih di Jakarta
    2000 – 2016 :     mendapat tugas dari Ketua Umum PSHT Pusat Madiun (Alm. Kangmas Tarmadji Budi Harsono) aktif di PB

IPSI, Beberapa kali mendapat tugas dari PB IPSI sebagai manager kontingen Pencak Silat Indonesia di event-event international seperti World Cup di London dan Singap ore serta SEA Games di Vietnam dan Philippine.

Jakarta,Maret2016

Tuesday, 15 March 2016

Acara Parapatan Luhur 2016

Kiri : Kang Mas Sigid H.B(Ketua Cabang Trenggalek) dan  Kang Mas Nursalim (Dewan Penasehat Cabang) dalam acara parapatan luhur 2016

Pembentukan panitia Krida Siswa Ranting Tugu


http://www.lawupos.net/biografi-mas-taufik-ketua-umum-sh-terate/

Paradigma Baru Kepemimpinan SH Terate

majelis luur kcl
MADIUN-Setia Hati (SH) Terate memasuki paradigma baru. Terutama pada konsep kepemimpinan. Yakni, semula bertumpu pada patron, dengan konsep kepemimpinan tunggal. Kini bergeser ke konsep kolektif kolegial.
Pergeseran konsep kepemimpinan di SH Terate itu, merupakan salah satu keputusan produk Parapatan Luhur (Palu) SH Terate 2016, yang digelar di Asrama Haji, Jakarta 10-13 Maret 2016.”Keputusan itu merupakan mementum penting dalam perjalanan sejarah SH Terate, ” ujar Ketua Majelis Luhur SH Terate Ir. H. RB Wijono.
Pada awal berdirinya, SH Terate menganut konsep kepemimpinan patron. Sosok guru atau dikenal dengan sebutan Hadjar, pegang amanah tertinggi. Sebut misalnya pada era Ki Hadjar Hardjo Oetomo. Sebagai petintis, pendiri sekaligus guru pencak silat, Ki Hadjar Hardjo Oetomo sekaligus juga berperan sebagai pemimpin.
Dalam perkembangannya, setelah Persaudaraan SH Terate berubah dari sistem perguruan ke organisasi, sosok patron, tetap pegang peranan dalam memimpin SH Terate. Hanya sebutan atau namanya saja yang berubah dari Hadjar menjadi Ketua. Era ini melahirkan pemimpin SH Terate yang cukup disegani. Antara, lain Soetomo Mangkoedjjo, Santoso, Irsyad, dan Badini.
Mamasuki tahun 80-an, saat RM Imam Koesoepangat muncul ke permukaan, konsep kepemimpinan SH Terate dipilah jadi dua jalur. Yaitu, jalur idealisme (ajaran, keilmuan atau disebut juga ke-SH-an) dan jalur profesional (organisasi dan pengembangan). Pada era ini, jalur kepempinan idealisme dipegang oleh RM. Imam Koesoepangan, lebih akrab dengan panggilan Mas Imam. Istilah yang digunakan, adalah Ketua Dewan Pusat.
Sedangkan jalur profesionalisme diamanahkan kepada KRH.H. Tarmadji Boedi Harsono,SH, lebih akrab dengan panggilan Mas Maji. Istilah yang digunakan adalah Ketua Umum Pusat.
Pasca Mas Imam wafat, praktis kepemimpinan SH Terate mengerucut kembali ke kepemimpinan tunggal.Alasan mendasar, sepeninggal Mas Imam, SH Terate hanya memiliki satu orang Tingkat III. Yaitu Mas Maji. Al-hasil, Mas Madji yang semula diamanti memegang tanggung jawab sebagai pelaksana organisasi, serta merta harus memegang amanah sebagai pelaksana ajaran. Dasarnya, pengampu keilmuan tertinggi di SH Terate adalah Tingkat III.
Pada akhir hayat Mas Maji, konsep kepemimpinan SH Terate kembali diformat jadi dua jalur, seperti pada era Mas Imam. Yakni, jalur ideal dan profesional. Konsep kepemimpinan kolektif kolegial mulai dijalankan. Ini bisa dilihat dari jumlah Dewan Pusat yang dipasang. Yakni, jadi 9 orang. Mas Maji saat itu menyebutnya sebagai Nawa Pandhita (9 guru). Sedangkan amanah pada sisi pelaksana organisasi diserahkan kepada Ketua Umum Pusat. Dua nama tokoh muncul sejalan dengan kebijakan ini. Yaitu, Kol Inf (Purn) Ricard Simorangkir, kemudian digantikan  H. Arief Suryono, karena Mas Ricard, panggilan akrab Ricard Simorangkir, wafat.
Konsep kepemimpinan kolektif kolegial ini, tampaknya menjadi bagian paling dianggap pas oleh tokoh-tokoh SH Terate. Hingga, pada Palu SH Terate 2016 yang baru saja digelar, kepimpinan kolektif kolegial, resmi diusung menjadi bagian sejarah perkembangan SH Terate. Hanya namanya diganti dari semula Dewan Pusat, menjadi Majelis Luhur. Sedangkan pemimpin yang bertugas memegang amanah pelaksana organisasi, diserahkan kepada Ketua Umum Pusat. Nama resminya sesuai AD/ART SH Terate produk Palu SH Terate 2016,  Ketua Umum Pengurus Pusat.
Mejelis Luhur hasil Palu SH Tertae 2016 sepakat memberi amanah pemegang ajaran kepada sembilan orang tokoh yang diketuai Ir. RB Wijono (panggilan akrabnya Mas Wie) dengan delapan anggota. Tujuh anggota sudah resmi ditetapkan, sedangkan satu anggota lagi masih dalam proses penetapan. Sementara pada sisi pelaksana organisasi, Dr. Ir. Muhammad Taufik, SH.M.Sc (penggilan akarbnya Mas Taufik), diserahi amanah sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat.(elpos)
Sumber  :Lawupos.net

MEMORY

MEMORY
Kegiatan PSHT RAnting Tugu

Calon warga 2015

Calon warga 2015